Adaptogen merupakan herbal, akar, atau bagian tanaman lainnya yang dipercaya dapat menetralisir efek stres pada tubuh dan memulihkan keseimbangan tubuh (homeostasis). Beberapa adaptogen yang umum digunakan antara lain ashwagandha, ginseng, rhodiola, tulsi (daun suci), dan schisandra. Adaptogen dapat dikonsumsi dalam bentuk kapsul, tincture, teh, atau bubuk yang dicampur dalam smoothie dan makanan lainnya. Di beberapa negara Asia, adaptogen telah digunakan selama berabad-abad untuk mengobati berbagai penyakit. Di Amerika Serikat, beberapa ahli medis mulai mengakui nilai suplemen ini seiring dengan bukti ilmiah yang mendukung penggunaannya.
Adaptogen merupakan kelompok unik bahan herbal yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan sistem kelenjar adrenal yang mengatur respons hormonal tubuh terhadap stres. Adaptogen membantu memperkuat respons tubuh terhadap stres dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi kecemasan dan melawan kelelahan secara perlahan tanpa lonjakan atau penurunan mendadak. Penelitian menunjukkan bahwa suplementasi ashwagandha setiap malam dapat meningkatkan kadar serotonin dan memperbaiki depresi serta kecemasan. Ashwagandha juga menghambat produksi sitokin yang meningkatkan peradangan akibat stres yang tidak terduga.
Stres mempengaruhi rasa sakit, tidur, kadar gula darah, tekanan darah, fungsi kekebalan tubuh, dan peradangan dalam tubuh. Untuk alasan inilah, semakin banyak orang yang tertarik menggunakan adaptogen untuk kesehatan mereka. Pasar global untuk adaptogen diperkirakan akan mencapai $20,3 miliar pada tahun 2031.
Adaptogen membantu meringankan stres dengan memulihkan keseimbangan area tubuh yang terganggu, seperti ketika kadar kortisol (hormon stres) terlalu tinggi atau terlalu rendah. Adaptogen tertentu dapat menenangkan tingkat stres dengan mengatur hubungan otak-kelenjar adrenal yang mengatur irama kortisol. Adaptogen tidak benar-benar mengurangi atau memblokir stres, tetapi meningkatkan ketahanan seseorang terhadap stres, baik fisik maupun psikologis. Adaptogen juga dapat membantu meredakan rasa sakit dan menenangkan sistem saraf.
Ashwagandha adalah adaptogen yang paling banyak didukung oleh bukti ilmiah. Ashwagandha memiliki sifat anti-inflamasi, antioksidan, antistres, dan meremajakan. Ashwagandha membantu tidur lebih baik, menstabilkan kadar kortisol, mengurangi respons stres, meningkatkan energi, dan mengurangi kelelahan. Panax ginseng telah digunakan selama ribuan tahun untuk berbagai keluhan kesehatan. Panax ginseng dapat meningkatkan kesejahteraan, energi, kinerja kognitif, dan mengurangi stres atau kecemasan, tetapi berpotensi menyebabkan insomnia jika dosis berlebihan. Rhodiola dapat mengurangi kelelahan, meningkatkan energi dan kapasitas mental, serta meningkatkan ketahanan terhadap stresor lingkungan. Schisandra adalah adaptogen tonik yang dapat memulihkan fungsi normal berbagai sistem tubuh, meningkatkan fungsi mental, dan stamina fisik. Tulsi digunakan untuk efek antistres dan anti-kecemasan.
Secara umum, adaptogen ditoleransi dengan baik oleh kebanyakan orang. Namun, penting diingat bahwa dosis dapat bervariasi dalam bentuk adaptogen yang berbeda seperti kapsul, tincture, dan teh. Produk ini tidak diatur oleh FDA AS sehingga penting untuk mencari sertifikasi dari organisasi tepercaya. Diskusikan dengan dokter sebelum menggunakan adaptogen untuk menghindari interaksi dengan obat-obatan seperti antidepresan, antipsikotik, dan imunosupresan yang dapat bermasalah. Adaptogen sebaiknya digunakan bersamaan dengan strategi lain seperti olahraga, dukungan sosial, tidur yang cukup, teknik relaksasi, dan pendekatan lainnya untuk melindungi diri dari efek buruk stres.
Sumber: www.nationalgeographic.com